Oleh: Dekan di FKIP Universitas Riau
Bangsa
kita, masyarakat kita, sangat membutuhkan para guru-guru yang mampu mengangkat
citra dan marwah pendidikan kita yang terkesan sudah carum marut, dan seperti
benang kusut. Sehingga bagaimana harus dimulai, kapan dan siapa yang memulainya,
dan dari mana harus dimulai.
Kalaulah kita
masing-masing menyadari, dan kalaulah kita masih memiliki rasa keperdulian, dan
kalaulah kita mau berbagi rasa, dan kalaulah mau kita berteposeliro, maka
pendidikan kita seperti disebutkan di atas, akan dapat dianulir. Oleh sebab itu
semua kita memiliki satu persepsi, satu langkah dan satu tujuan bagaimana kita
berusaha mengangkat "batang terendam" tersebut, menjadi pendidikan
bermutu, dan tentunya diharapkan mampu untuk mengangkat peringkat dan citra
pendidikan termasuk terendah di Asia.
Satu hal yang akan
menjadi titik perhatian kita adalah "bagaimana merancang guru masa
depan". Guru masa depan adalah guru yang memiliki kemampuan, dan
ketrampilan bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal,
selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda zaman, serta
memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah merasa puas
dengan ilmu yang ada padanya.
Bagaimana sebenarnya guru masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
Bagaimana sebenarnya guru masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
- Planner, artinya guru memiliki
program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya
berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran
seperti Program Semester, Satuan Pelajaran, LKS, dan sebagainya. Akan
tetapi guru harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang
dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang
dilakukan, dan sudah terprogram secara baik;
- Inovator, artinya memiliki
kemauan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan
dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media
pembelajaran, system dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya.
Secara individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang
selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola
baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal;
- Motivator, artinya guru masa
depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan
tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak didik untuk belajar dan
terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh gurunya;
- Capable personal, maksudnya
guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta
sikap yang lebih mantap dan memadai sehinga mampu mengola proses
pembelajaran secara efektif;
- Developer, artinya guru mau
untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan
dan keterampilan kepada anak didiknya dan untuk semua orang. Guru masa
depan haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap
perkembangan IPTEKS, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan computer,
internet, dan berbagai model pembelajaran multi media.
Jadi, guru masa depan
adalah guru bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya
figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai
dengan visi, misi yang diinginkan sekolah); termotivasi menyediakan pengalaman
belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan
yang dimiliki siswa dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara
intelektual fisik dan sosial untuk belajar; menguasai materi, kelas, dan
teknologi; punya sikap berciri khas "The Habits for Highly Effective
People" dan "Quantum Teaching" serta pendekatan humanis terhadap
siswa; Guru menguasai komputer, bahasa, dan psikologi mengajar untuk diterapkan
di kelas secara proporsional. Diberlakukan skema rewards dan penegakan disiplin
yang humanis terhadap guru dan karyawan.
Guru masa depan juga
memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan para siswanya melalui
pemahaman, keaktifan, pembelajaran sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan
keterampilan hidup agar siswa memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif,
koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan, tuntutan kehidupan
sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu
mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu guru masa depan juga dapat
menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral,
dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak anak
didik, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap siswa agar mereka bangga
akan sekolahnya dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat
maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu
overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan
strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara
mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan ke dewasaan sosial siswa ber imbang.
Selain itu, guru masa
depan juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi
keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun luar kelas tidak
diragukan. Tentunya sebagai guru masa depan bangga dengan profesinya, dan akan
tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk
menjadi guru masa depan diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak
akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi
guru sebagai pilihan utama dan pertama. Weternik memberikan dengan istilah
rouping atau "pangilan hati nurani" Rouping inilah yang merupakan
dasar bagi seseorang guru untuk menyebutkan dirinya sebagai "GURU MASA
DEPAN". Semoga.
Sumber: http://re-searchengines.com/isjoni10.html